I.
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berdampak
pada dinamika dan perkembangan peradaban dan kebudayaan manusia, maka kebutuhan
dan keinginan manusia maupun gaya
hiduppun semakin beragam pula. Dengan
perkembangan yang semakin cepat tersebut tentunya juga manusia akan menghadapi
perkembangan masalah yang harus dihadapi yang semakin lama semakin beragam dan
komfleks.
Uraian dari sekian banyak masalah hidup yang dihadapi manusia khususnya
kebutuhan dan keinginan terhadap pemenuhan atas barang dan jasa yang jumlahnya
tidak terbatas, sedangkan ketersediaannya sangat terbatas, maka kondisi ini
lazim disebut sebagai“Masalah
Ekonomi”.
Demikian panjang perkembangan masalah ekonomi dari masa ke masa,
merupakan hal yang tak terpisahkan dan menyertai perkembangan peradaban
manusia, yang pada awalnya ekonomi belum dinyatakan sebagai ilmu, tapi ekonomi
hanya dinyatakan sebagai “Seni” yang mencakup : seni
mencukupi kebutuhan, seni melengkapi alat peralatan (berburu, memancing,
mencangkul, menanam dan lain-lain), serta seni penyisihan sebagian makanan untuk
dimakan/dikonsumsi di lain saat
berikutnya.
Untuk
memecahkan masalah-masalah ekonomi yang dihadapi sehari-hari, manusia haruslah
bertindak dan berbuat sebagai upaya mencukupi kebutuhan dan keinginan
pribadinya, disebut sebagai ‘Perbuatan Ekonomi”
II.
KEBUTUHAN DAN KEINGINAN MANUSIA
Di dalam upaya untuk melanjutkan hidup dan kehidupannya, setiap orang
memiliki banyak sekali kebutuhan, keinginan dan keperluan yang kesemuanya itu
tentunya menghendaki pemenuhan.
Diantara banyak kebutuhan manusia itu, secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi 2(dua), yaitu :
1.
Kebutuhan
Fisik atau badaniah/jasmaniah
2.
Kebutuhan Psikis atau kejiwaan/rohani.
Semua kebutuhan (lazim disebut
sebagai barang dan jasa) itu memerlukan
pemenuhan, baik sendiri-sendiri maupun bersamaan.
Secara garis besar kebutuhan
manusia dapat dilihat secara berjenjang, yang meliputi :
1.
Kebutuhan Primer/Pertama(primary needs) yang
terdiri dari : sandang/pakaian, pangan/makanan-minuman, papan/tempat tinggal.
2.
Kebutuhan Skunder/Kedua (secondary needs),
diantaranya :sepatu, sepeda, pendidikan,televisi, radio, dll.
3.
Kebutuhan Tertier/Ketiga (tertiary needs), diantaranya : barang-barang mewah, hiburan,
rekreasi dll.
4.
Kebutuhan Kwarter/Keempat (Qartiary needs), diantaranya barang-barang ini tidak
dibutuhkan sama sekali yang sebenarnya mubazir.
Pada masyarakat tertentu, apabila
kebutuhan sebagaimana disebutkan diatas sudah terpenuhi, maka muncullah
kebutuhan yang beragam yang tentunya hal ini akan diakomodir oleh kalangan
tertentu.
III.
NILAI
Istilah nilai/value, valare(Latin), valoir (Prancis) yang dalam filsafat
dipakai untuk menunjukkan kata benda abstrak yang artinya keberhargaan (worth)
atau kebaikan (goodness) dan kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan
tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian.
Beberapa definisi nilai yang dapat dikemukakan :
Nilai adalah kemampuan yang dipercayai ada pada suatu benda untuk
memuaskan manusia, sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat
seseorang atau kelompok.
Pada dasarnya nilai merupakan sifat atau kualitas yang melekat pada
sesuatu obyek, bukan obyek itu sendiri.
Dengan demikian nilai itu sebenarnya adalah suatu kenyataan-kenyataan
yang tersembunyi dibalik kenyataan-kenyataan lain.
Adanya nilai karena adanya kenyataan-kenyataan lain sebagai pembawa
nilai.
Nilai adalah standar tingkah laku, keindahan, keadilan, kebenaran dan
efisiensi yang mengikat manusia dan sepatutnya dijalankan serta dipertahankan.
Nilai adalah kesadaran yang secara relative berlangsung disertai emosi
terhadap obyek.
Berdasarkan definisi nilai tersebut dapat disebutkan bahwa nilai itu
merupakan esensi yang melekat pada sesuatu yang sangat berarti bagi kehidupan
manusia.Esensi itu merupakan rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan.Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa nilai merupakan realitas abstrak, dirasakan
dalam pribadi masing-masing sebagai prinsip dan pedoman dalam hidup.
Dalam memilih definisi nilai yang sangat begitu beragam bukan dimaksudkan
untuk menyalahkan pendapat lain, namun sangat tergantung pada sudut pandang
mana orang melihat dan keperluan apa yang dibutuhkan. Nilai itu terletak pada
hubungan antara subyek penilai dan obyek.
Nilai
sosial adalah sebuah konsep abstrak dalam diri manusia maupun suatu masyarakat
dan budaya mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk, indah
tidak indah, baik dan salah.
IV.
BARANG ATAU KOMODITAS
Suatu obyek atau jasa yang memiliki nilai akan ditentukan karena barang
itu mempunyai kemampuan untuk dapat memenuhi kebutuhan.
Ciri-ciri barang :
1.
Berwujud
2.
Memiliki nilai dan manfaat yang dapat dirasakan
saat digunakan
3.
Bila digunakan, nilai, manfaat dan bendanya
sendiri dapat berkurang atau bahkan habis.
Cara memperolehnya :
1.
Barang bebas:
tidak memerlukan pengorbanan
2.
Barang Ekonomi :
memerlukan pengorbanan.
Menurut kegunaannya :
1.
Barang produksi (bahan baku) : Barang yang digunakan
untuk proses produksi lebih lanjut.
2.
Barang Konsumsi (habis pakai) : Barang yang
langsung dapat digunakan dan di
konsumsi.
Menurut proses pembuatannya :
1.
Barang mentah : barang yang belum mengalami
proses produksi (kapas, kayu, rotan, padi dll)
2.
Barang setengah jadi : barang yang sudah melalui proses produksi,
namun belum siap pakai (benang, tepung dll)
3.
Barang Jadi : Barang yang sudah melalui proses
produksi dan siap pakai untuk memenuhi kebutuhan (pakaian)
Menurut hubungan dengan barang
lain :
1.
Barang Substitusi : Barang yang dapat mengganti
fungsi barang lain (neon-pijar, pulpen-pensil,
rotan-akar)
2.
Barang Komplementer : Barang yang dapat
melengkapi fungsi dari barang lain, yang jika digunakan bersama-sama barang
tersebut makin bermanfaat (teh dengan gula, sepatu dengan tali)
V.
PENGERTIAN EKONOMI
Ekonomi merupakan salah satu ilmu
sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi,
distribusi dan konsumsi terhadap barang dan jasa.
Istilah
ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu “oikos” yang berarti:” keluarga,
rumah tangga”, sedangkan“nomos”
berarti :”peraturan, aturan, hukum, dan ilmu”.Dengan demikian ekonomi artinya adalah ;”ilmu yang mengatur rumah
tangga, aturan rumah tangga atau
manajemen rumah tangga”.
Manusia sebagai makhluk sosial
sekaligus sebagai makhluk ekonomi, pada dasarnya selalu menghadapi masalah
ekonomi, yaitu kenyataan bahwa kebutuhan manusia itu jumlahnya tidak terbatas,
sedangkan alat (barang dan jasa) pemuas kebutuhan manusia jumlahnya terbatas.
Terkait dengan kebutuhan manusia
yang sangat luar biasa ragam dan banyaknya, seolah tiada terbatas itu, sehingga
sangat sulituntuk memisahkan antara “Kebutuhan dan keinginan”
fisik/badaniah/jasmaniah dengan kebutuhan psikis/kejiwaan/rohani.
Dalam rangka untuk mempertemukan
kedua hal yang saling bertentangan antara keinginan dan kebutuhan manusia yang
tiada berbatas, sedangkan ketersediaan barang dan jasa yang terbatas/langka,
maka diperlukan suatu upaya mengatasinya. Maka lahirlah suatu pengetahuan yang
disebut dengan ilmu ekonomi
Beberapa pengertian ekonomi yang dikemukakan pemikir, yaitu :
Ekonomi
adalah sebuah kondisi yang merujuk pada pengertian tentang aktivitas manusia
pada usaha untuk bisa mengolah sumber daya yang ada di lingkungan sekitarnya
sebagai alat pemenuhan kebutuhan hidup.
Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan
menciptakan kemakmuran.
Ekonomi adalah cara-cara yang dilakukan manusia dan golongannya untuk
memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas
untuk memperoleh berbagai komoditi/barang dan mendistribusikannya untuk
dikonsumsi oleh masyarakat.
Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan
manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya
terbatas.Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan (scarcity).
Ilmu ekonomi atau ekonomi politik adalah suatu studi tentang
kegiatan-kegiatan yang dengan atau tanpa menggunakan uang, mencakup atau
melibatkan transaksi-transaksi pertukaran antar manusia.
Ilmu ekonomi adalah studi tentang
bagaimana manusia bertingkah laku pekerti untuk mengorganisasi
kegiatan-kegiatan konsumsi dan produksinya.
Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang kekayaan.
Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang cara-cara memperbaiki kondisi
keuangan.
Ilmu ekonomi adalah studi tentang manusia dalam kegiatan hidup mereka
sehari-hari untuk mendapatkan dan menikmati kehidupan.
Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai bagaimana orang menjatuhkan
pilihan yang tepat untuk memanfaatkan sumber-sumber produktif (Tanah, Tenaga
kerja, Barang modal/mesin,pengetahuan teknik) yang langka dan terbatas
jumlahnya untuk menghasilkan berbagai-bagai barang serta
mendistribusikannya/membagikannya kepada pelbagai anggota masyarakat untuk mereka pakai atau konsumsi
Ruang lingkup Teori Ekonomi dibagi
dalam 2(dua) cabang, yakni :
1. Mikro
Ekonomi
Mikro ekonomi mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan
harga-harga dan kualitas faktor input.
Ekonomi mikro adalah ilmu yang mempelajari aktivitas-aktivitas
perekonomian yang bersifat bagian kecil yang memusatkan perhatiannya pada
masalah bagaimana konsumen akan mengalokasikan pendapatannya yang terbatas
terhadap berbagai macam barang dan jasa yang dibutuhkan untuk memperoleh
kepuasan maksimum.
Aktivitas-aktivitas unit ekonomi yang dikaji dalam ekonomi mikro
diantaranya sbb :
1.
Mempelajari bagaimana perilaku seseorang sebagai
konsumen, sebagai pemilik sumber-sumber ekonomi dan sebagai produsen.
2.
Mempelajari bagaimana arus perputaran barang dan
jasa mulai dari produsen sampai pada konsumen
3.
Mempelajari bagaimana harga-harga barang dan
jasa itu dapat terbentuk.
4.
Mempelajari bagaimana produsen menentukantingkat produksi agar tercapai
keuntungan yang maksimal
5.
Mempelajari bagaimana konsumen atau rumah tangga
mengalokasikan pendapatannya yang sangat terbatas untuk barang dan jasa yang
dibutuhkan sehingga tercapai kepuasan maksimal.
Dalam teori ekonomi mikro
menganggap bahwa faktor produksi (alam/tanah, tenaga kerja, modal dan pengusaha/pengetahuan
teknis) yang dimiliki oleh masyarakat sifatnya terbatas, sedangkan keinginan
manusia tidak terbatas.Untuk itu masyarakat harus dapat memilih kegiatan
ekonomi yang meliputi kegiatan dalam berproduksi, menyalurkan dan menggunakan
barang dan jasa.
Masalah pokok dalam kegiatan
ekonomi (modern) meliputi :
1.
What :
Artinya apa dan berapa banyak barang dan jasa dapat diproduksi
2.
Who :
Bagaimana caranya memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan
3.
For whom :
Untuk siapa barang dan jasa diproduksi.
Secara singkat ruang lingkup
ekonomi mikro meliputi
1.
Permintaan, penawaran dan keseimbangan harga
pasar.
2.
Elastisitas permintaan
3.
Elastisitas penawaran
4.
Teori perilaku konsumen
5.
Teori produksi, biaya produksi, penerimaan
produsen dan laba
6.
Pasar persaingan sempurna
7.
Pasar monopoli
8.
Pasar oligopoly
9.
Pasar persaingan monopolistic
10.
Permintaan akan input.
11.
Mekanisme harga dan distribusi pendapatan.
2. Makro Ekonomi
Makro ekonomi adalah ilmu ekonomi
yang mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan, yaitu
hubungan antar variable ekonomi agregat (secara keseluruhan) yang meliputi :
1.
Tingkat pendapatan nasional
2.
Tingkat kesempatan kerja
3.
Pengeluaran konsumen rumah tangga
4.
Saving (tabungan)
5.
Investasi nasional
6.
Tingkat suku bunga
7.
Jumlah uang yang beredar
8.
Neraca pembayaran
9.
Stok capital nasional
10.
Utang pemerintah
Hubungan-hubungan antar variable
tersebut dapat berupa/bersifat :
1.
Kausal (sebab akibat)
2.
Fungsional (saling mempengaruhi)
Ekonomi makro menjelaskan
masalah-masalah yang ada dalam suatu perekonomian, yaitu :
1.
Pentingnya segi permintaan dalam menentukan
tingkat kegiatan dalam perekonomian
2.
Pentingnya suatu kebijakan atau campur tangan
pemerintah untuk mewujudkan prestasi kegiatan ekonomi pada tingkat yang
dikehendaki.
Secara singkat ruang lingkup ilmu
ekonomi makro, meliputi :
1.
Perhitungan pendapatan nasional
2.
Keseimbangan pendapatan nasional dalam
perekonomian
3.
Kebijakan fiskal dalam sistem perpajakan.
4.
Uang bank dan penciptaan uang.
5.
Kebijakan moneter dan uang yang beredar.
6.
Pasar uang dan pasar tenaga kerja
7.
Teori inflasi
8.
Perdagangan luar negeri
9.
Nilai valuta asing
10.
Neraca
pembayaran
11.
Tingkat keseimbangan pendapatan nasional
12.
Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi.
VI.
HUKUM
EKONOMI
Hukum
ekonomi adalah suatu hubungan sebab akibat atau pertalian peristiwa ekonomi
yang saling berhubungan satu dengan yang
lain dalam kehidupan ekonomi sehari-hari dalam masyarakat.
VII.
TINDAKAN EKONOMI
Tindakan ekonomi adalah setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan
yang paling baik dan paling menguntungkan.
Dalam hal tindakan ekonomi ini dapat dilihat dari 2(dua) aspek, yaitu :
1.
Rasional
Setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling
menguntungkan dan kenyataannya adalah demikian.
2.
Ir-rasional
Setiap
usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling menguntungkan, namun
kenyataannya tidak demikian.
VIII.
MOTIF EKONOMI
Motif ekonomi adalah alasan ataupun tujuan seseorang untuk melakukan tindakan ekonomi.
Motif ekonomi dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu :
1.
Motif intrinsik, yaitu sebagai suatu keinginan
untuk melakukan tindakan ekonomi atas kemauan sendiri.
2.
Motif ekstrinsik, yaitu sebagai suatu keinginan
untuk melakukan tindakan ekonomi atas dorongan orang lain.
3.
Motif memenuhi kebutuhan
4.
Motif memperoleh keuntungan
5.
Motif memperoleh penghargaan
6.
Motif memperoleh kekuasaan
7.
Motif sosial/ menolong sesama.
IX.
PRINSIP EKONOMI
Prinsip ekonomi dimaksudkan adalah merupakan pedoman untuk melakukan
tindakan ekonomi yang di dalamnya terkandung asas :
1.
Dengan pengorbanan tertentu diperoleh hasil yang
semaksimal mungkin.
2.
Dengan pengorbanan sekecil-kecilnya untuk
memperoleh hasil tertentu.
Prinsip ekonomi dapat dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu :
1.
Prinsip Ekonomi Produsen
2.
Prinsip Ekonomi
Penjual/Pedagang/Distributor/Peritel
3.
Prinsip Ekonomi Pembeli / Konsumen
1.
Prinsip Ekonomi Produsen
Prinsip
ekonomi produsen adalah menentukan bahan baku, alat produksi serta biaya-biaya
produksi yang ditekan serendah mungkin dengan menghasilkan produk yang berkualitas baik, agar mendapat keuntungan
yang sebesar-besarnya.
2.
Prinsip Ekonomi
Penjual/Pedagang/Distributor/Peritel
Prinsip
ekonomi penjual/pedagang/distributor/peritel adalah melakukan berbagai usaha
untuk memenuhi selera pembeli dengan berbagai macam cara diantaranya
:iklan,promosi, reward/hadiah, efisiensi jarak, biaya dan waktu untuk
meraup/mendapatkan banyak keuntungan
dari kegiatan tersebut.
3.
Prinsip Ekonomi Pembeli/Konsumen.
Prinsip
ekonomi pembeli/konsumen adalah mendapatkan produk barang dan jasa yang baik,
dan mutu terbaik dengan harga semurah
mungkin, serta jumlah uang yang terbatas. Oleh karena itu konsumen perlu
melakukan kegiatan selektif dalam membuat skala prioritas kebutuhannya.
Secara terperinci ekonomi dapat dibagi dalam beberapa prinsip, yaitu :
1.
Efisiensi, mendapatkan hasil optimal dari
langkanya sumber daya yang ada.
2.
Pemerataan, Yaitu pembagian hasil yang merata
dari sumber daya yang langka tersebut terhadap masyarakat.
3.
Pengorbanan,
pengorbanan biaya untuk mendapatkan sesuatu (opportunity cost)
4.
Rasional,
dalam menentukan keputusan atau pilihan dilandasi pada pikiran rasional.
5.
Tanggap terhadap insentif/imbalan, lebih aktif
saat mendapatkan keuntungan tambahan dari apa
yang dikerjakan.
6.
Spesialisasi, , menekankan adanya keuntungan bagi semua pihak
7.
Pasar sebagai sarana untuk mengkoordinasi
kegiatan ekonomi, perusahaan dan rumah tangga saling berinteraksi di pasar,
dimana harga dan kepentingan pribadi mempengaruhi dan memandu
keputusan-keputusan yang mereka buat.
8.
Produktivitas, pertumbuhan produktivitas
merupakan penentu tingkat pertumbuhan pendapatan rata-rata.
X.
FAKTOR PRODUKSI
Produksi adalah setiap proses yang menciptakan nilai atau memperbesar
nilai sesuatu barangdan jasa.
Produksi adalah setiap usaha yang menciptakan atau memperbesar daya guna
barang dan jasa.
Untuk dapat melakukan produksi diperlukan unsur-unsur pendukung yang
disebut faktor-faktor produksi (factors of production), yang terdiri atas :
1.
Tanah(land)/Sumber daya alam/fisik (physical
resources/natural resources).
Segala sesuatu yang bisa menjadi faktor produksi yang berasal dan atau
tersedia di alam ini tanpa usaha manusia.(tanaman, tambang, air, ikan, mineral,
ternak, tanah bangunan)
2.
Tenaga Kerja (Labor)/human resources/Sumber Daya
Manusia(Faktor produksi Asli)
Semua atribut atau kemampuan manusia yang dapat disumbangkan untuk
memungkinkan dilakukannya proses produksi barang dan jasa (fisik, mental,
terdidik-tidak terdidik, terampil-tidak terampil)
3.
Modal(Capital)/Real capital goods(Barang-barang
modal riil/Barang investasi).
Meliputi semua jenis barang yang dibuat untuk menunjang kegiatan produksi
(mesin, gedung, mobil, peralatan, pembangkit listrik, gudang, dll)
4.
Kewirausahaan/Kecakapan tata laksana/managerial
skill (intangible factor of production).
Merupakan faktor terpenting sebagai keahlian atau ketrampilan yang digunakan dalam
mengkoordinir ketiga faktor produksi lainnya
5.
Sumber Daya Informasi.
Sebagai
daya pendukung berupa seluruh data dan informasi yang dibutuhkan perusahaan
untuk menjalankan bisnis dan kegiatan usahanya (ramalan kondisi pasar, data pesaing,dll.)
XI.
SISTEM EKONOMI
Sistem pada dasarnya adalah suatu “Organisasi Besar” yang menjalin
berbagai subyek (atau obyek)
serta perangkat kelembagaan dalam suatu tatanan tertentu. Himpunan subyek atau
himpunan obyek tadi disebut membentuk sebuah sistem jika lengkap dengan
perangkat kelembagaan atau wadah yang mengatur dan menjalin tentang bagaimana
subyek/obyek yang ada bekerja, berhubungan dan berjalan atau dijalankan, cara
kerja, mekanisme serta kaidah atau norma (peraturan) yang mengatur
hubungan subyek (obyek) tersebut agar
serasi, membentuk suatu kegiatan (satu kesatuan yang menyeluruh) yang
berinteraksi secara teratur, berhubungan satu dengan yang lain dan saling tergantung untuk mencapai tujuan bersama.
Dengan kata lain sesederhana
sekalipun sebuah sistem senantiasa mengandung kadarkompleksitas tertentu, yang
jika diurai lebih rinci dapat dipilah menjadi beberapa sub –sistem. Sebaliknya
setiap sistem merupakan bagian dari “ supra-sistem” (induk dari beberapa sistem).
Kesadaran bahwa sistem-sistem itu dapat saling berkaitan dan saling
berpengaruh, bisa menghindarkan kita dari perangkap kepicikan, yakni memandang
sesuatu hanya berdasarkan tinjauan sempit sebuah bidang.Tinjauan konprehensiv
merupakan cerminan keluasan wawasan.
Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang
mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat
kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan
Sistem
ekonomi adalah suatu kumpulan dari aturan-aturan atau kebijakan-kebijakan yang
saling berkaitan dalam upaya memenuhi kebutuhan untuk mencapai kemakmuran.
Suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia
dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan yang berkaitan
dengan pandangan, pola dan filsafat hidup masyarakat tempatnya
berpijak/domisili.
Sistem ekonomi merupakan perpaduan dari aturan-aturan atau cara-cara yang
menjadi satu kesatuan yang saling berinteraksi satu sama lain,untuk mencapai
tujuan dalam perekonomian.
Sistem perekonomian adalah suatu sistem yang digunakan oleh suatu negara
untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun
organisasi di negara tersebut.
Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi yang satu dengan sistem
ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya.
Dalam beberapa sistem ekonomi, seorang individu boleh memiliki semua faktor
produksi.Sementara dalam sistem ekonomi lainnya semua faktor produksi tersebut
dipegang oleh pemerintah.Namun dalam kebanyakan sistem ekonomi di dunia menganut
faham dan berada diantara dua sistem ekstrim tersebut.
Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara
mengatur produksi dan alokasinya.
Secara garis besar sistem ekonomi dapat dibagi menjadi 3(tiga) yaitu :
1.
Perekonomian terencana/terpusat (planned
economies)
Memberi hak kepada pemerintah untuk mengatur faktor-faktor produksi dan
alokasi hasil produksi.
2.
Perekonomian Pasar / Market economic (Laissez Faire Economic)
Dalam sistem ekonomi ini
diserahkan kepada mekanisme pasar, yakni pasarlah yang mengatur faktor-faktor produksi dan
alokasi barang dan jasa melalui penawaran dan permintaan. Perekonomian pasar
ini tergantung pada kapitalisme dan liberalisme untuk menciptakan sebuah
lingkungan dimana produsen dan konsumen bebas menjual dan membeli barang yang
mereka inginkan (dalam batas-batas tertentu).
Sebagai
akibatnya adalah barang yang diproduksi dan harga yang berlaku ditentukan oleh
mekanisme penawaran dan permintaan berbasis pada kebebasan individu dan
perusahaan dalam menentukan berbagai kegiatan ekonomi (konsumsi dan produksi).
Perekonomian akan menentukan titik keseimbangan dengan mengandalkan kemampuan
pada sistem harga, yaitu tarik menarik antara penawaran dan permintaan.
Keseimbangan harga serta jumlah barang dan jasa dalam perekonomian dibimbing
oleh sesuatu yang tidak kelihatan (invisible hand)
3.
Sistem
Perekonomian Campuran (mixed market economic)
Perekonomian campuran adalah gabungan sistem perekonomian pasar dan
terencana(terpusat) yaitu kebebasan individu dan perusahaan dalam menentukan
kegiatan ekonomi masih diakui, tetapi pemerintah ikut campur dalam
perekonomian sebagai stabilisator
ekonomi dengan memberlakukan berbagai kebijakan fiskal dan moneter.
Menurut
Griffin tidak ada satu negarapun di dunia ini yang benar-benar melaksanakan
perekonomian pasar ataupun terencana, termasuk di Amerika Serikat tetap
mengeluarkan beberapa peraturan yang membatasi kegiatan ekonomi.
Sistem ekonomi dapat berfungsi sebagai :
1.
Sarana pendorong untuk melakukan produksi
2.
Cara atau metode untuk mengorganisir kegiatan
individu
3.
Menciptakan mekanisme tertentu agar distribusi
barang dan jasa terlaksana dengan baik
Sistem ekonomi terdiri atas :
1.
Unsur-unsur manusia sebagai subyek
2.
Barang-barang ekonomi sebagai obyek
3.
Seperangkat kelembagaan yang mengatur dan
menjalinnya dalam kegiatan berekonomi, yang meliputi :
a.
Formal maupun Non-formal
b.
Cara kerja
c.
Mekanisme hubungan
d.
Peraturan perundang-undangan
e.
Kaidah dan norma (tertulis/tidak tertulis) yang
mengacu kepada kebiasaan, perilaku, dan etika masyarakat yang bersangkutan
Di dunia ini terdapat
kecendrungan umum bahwa sistem ekonomidi sebuah negara “Bergandengan tangan “
dengan sistem politiknya, dan sebagai gambaran benang merah hubungan sistem
ekonomi dengan sistem politik adalah :
KUTUB A
Ideologi Politik :
Liberalisme :
Rejim Pemerintahan (Cara memerintah) : Demokratis
Penyelenggaraan Kenegaraan
: Egalitarianisme (semua orang sederajat)
Struktur Birokrasi :
Desentralisasi
Ideologi Ekonomi :
Kapitalisme
Pengelolaan Ekonomi :
Mekanisme Pasar
KUTUB Z
Ideologi Politik :
Komunisme
Rejim Pemerintahan/Cara Memerintah : Otoriter/otokrasi
Penyelenggaraan kenegaraan :
Etatisme (Mementingkan negara daripada rakyat)
Struktur Birokrasi :
Sentralistis
Ideologi Ekonomi :
Sosialisme
Pengelolaan Ekonomi :
Perencanaan Terpusat.
Perbedaan sistem ekonomi yang
berlaku atau diterapkan diberbagai negara yang bersifat khas, dapat dilihat
berdasarkan beberapa sudut tinjauan seperti :
1.
Sistem pemilikan sumber daya/faktor-faktor
produksi
2.
Keleluasaan masyarakat untuk saling berkompetisi
satu sama lain dan untuk menerima
imbalan atas prestasi kerjanya.
3.
Kadar peranan pemerintah dalam mengatur,
mengerahkan dan merencanakan kehidupan bisnis dan perekonomian pada umumnya.
Dari tinjauan sistem ekonomi
tersebut dapat dilihat bahwa secara garis besar di dunia ini dikenal tiga macam sistem ekonomi, yaitu :
1.
Sistem Ekonomi Kapitalis
Menganut paham :
a.
Pengakuan kepemilikan individu atas sumber daya
ekonomi dan faktor-faktor produksi.
b.
Kompetisi antar individu dalam memenuhi
kebutuhan hidup, persaingan antar badan usaha dalam mengejar keuntungan
c.
Imbalan atas prestasi kerja tidak dibatasi
d.
Setiap orang menerima imbalan berdasarkan prestasi
kerjanya (prinsip keadilan).
e.
Campur tangan pemerintah/negara sangat minim, yaitu hanya berkedudukan
sebagai pengamat, pelindung, mediator maupun wasit perekonomian.
f.
Menganut mekanisme pasar/ persaingan bebas.
2.
Sistem Ekonomi Sosialis.
Menganut paham :
a.
Faktor-faktor produksi diklaim sebagai milik negara.
b.
Menekankan pada kebersamaan masyarakat dalam
menjalankan/memajukan perekonomian
c.
Imbalan bagi orang perorangan didasarkan atas
kebutuhannya, bukan berdasarkan jasa/prestasi kerja.
d.
Setiap orang menerima imbalan yang sama (prinsip
Keadilan)
e.
Kadar campurtangan pemerintah sangat dominan
dalam menentukan serta merencanakan persoalan-persoalan ekonomi.
f.
Pasar harus dikendalikan melalui perencanaan
terpusat.
3.
Sistem Ekonomi Campuran
Menganut paham :
a.
Kadar kecondongannya ke sistem ekonomi
kapitalistik maupun ke sistem ekonomi sosialistik sangat bergantung pada rejim
pemerintah yang sedang berkuasa.
b.
Kadar dominasi/campur tangan pemerintah sangat
bervariasi.
c.
Nama dan istilah perekonomiannya bervariasi.
d.
Lebih banyak diterapkan dinegara-negara
berkembang.
Dari keseluruhan uraian sistem
ekonomi tersebut diatas, timbul pertanyaan sistem ekonomi apa yang dianut oleh
Indonesia ?.
Jawabannya masih perlu
diperdebatkan, namun gambaran umum yang dapat dilihat dari perekonomian yang
sedang berlangsung hingga saat ini, kita dapat merujuk pada Pasal 33 Undang
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, bahwa perekonomian Indonesia
adalah :
1.
Kebebasan pemilikan faktor-faktor produksi oleh
individu.
2.
Faktor-faktor produksi yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara.
3.
Kompetisi antar individu maupun antar badan
usaha tidak dibatasi.
4.
Imbalan atas prestasi kerja tidak dikekang,
malah dikeluarkan peraturan upah minimum.
5.
Di dalam beberapa hal pemerintah berperan
sebagai stabilisator dan dinamisator ekonomi.
Individualisme
masyarakat pelaku ekonomi semakin tebal dan mengental. Rasa kebersamaan semakin
memudar.
Dengan uraian tersebut diatas,
dapat dikatakan bahwa sistem ekonomi Indonesia lebih mengarah kepada sistem ekonomi campuran, namun dewasa ini
dapat kita saksikan bahwa sistem ekonomi Indonesia semakin condong ke sifat
liberal dan kapitalistik yaitu tumbuhkembangnya mekanisme pasar.
Derasnya pengaruh era
globalisasi ekonomi dengan perdagangan bebasnya, serta bubarnya sejumlah negara komunis utama yang menganut sistem ekonomi
sosialisme, ditimpali dengan krisis moneter di Indonesia sejak juli 1997, yang
berakibat dan berdampak pada kemelut berkepanjangan yang berkembang menjadi
persoalan multidimensional, telah mengarahkan Indonesia terseret kearus
“Liberalisme dan Kapitalisme” yang lebih mengutamakan mekanisme pasar.
XII.
STRUKTUR EKONOMI INDONESIA
Struktur ekonomi sebuah negara
dapat di lihat berdasarkan pada 4(empat) macam sudut tinjauan/aspek, yaitu :
1.
Tinjauan/aspek Makro – Sektoral
2.
Tinjauan/aspek Keruangan
3.
Tinjauan/aspek Penyelenggaraan Kenegaraan (Perekonomian)
4.
Tinjauan/aspek Birokrasi (Kekuasaan) Pengambilan
Keputusan.
1.
Tinjauan / Aspek Makro – Sektoral
Merupakan tinjauan atas ketergantungan pada
sektor produksi (lapangan usaha) apa dan mana yang menjadi tulang punggung
perekonomian negara yang bersangkutan.
Atasdasar ini, maka struktur ekonomi dapat dibagi menjadi
a.
Agraris (Agricultural)
b.
Industri (Industrial)
c.
Niaga (Commercial)
Dilihat secara makro-sektoral, maka
perekonomian Indonesia adalah termasuk “dualistis (Agraris dan Industri),
karena sumber mata pencaharian utama penduduk masih di sektor pertanian dan
industri khususnya industri pengolahan.
2.
Tinjauan / Aspek
Keruangan.
Ditinjau dari kehidupan yang mewarnai perekonomian, yaitu :
a.
Berstruktur Pedesaan (Tradisional)
b.
Berstruktur Perkotaan (Industri/Teknologi
Modern)
Perekonomian Indonesia secara umum
dapat dikatakan menganut kedua struktur tersebut.
3.
Tinjauan / Aspek Penyelenggaraan Kenegaraan
(Perekonomian )
Ditinjau dari siapa atau kalangan mana yang
menjadi pemeran utama dalam penyelenggara perekonomian, yaitu :
a.
Pemerintah / Negara
b.
Pemodal, Usahawan (Kapitalis)
c.
Rakyat Kebanyakan (Koperasi)
4.
Tinjauan / Aspek Birokrasi(Kekuasaan) Pengambil
Keputusan.
Atas dasar ini, struktur perekonomian dapat
dibedakan menjadi :
a.
Sentralistis
b.
Desentralistis
Pada masa orde baru, perekonomian
Indonesia lebih kepada berstruktur sentralistis/etatisme, karena pembuatan
keputusan perekonomian dilakukan oleh pemerintah pusat, sedangkan Pemerintah
Daerah dan Rakyat cendrung lebih menjadi pelaksana. Namun setelah masa otonomi
daerah sebagai buah dari adanya reformasi, maka sebagaian besar dari kegiatan
perekonomian diserahkan kepada Pemerintah Daerah (Desentralisasi)
XIII.
SEKTOR PERTANIAN
Khususnya bagi Indonesia, sektor
pertanian merupakan basis perekonomian yang sangat strategis dan memerlukan
kepedulian yang sangat besar, karena sebagian besar penduduk Indonesia masih
menyandarkan mata pencahariannya pada sektor
ini (pertanian). Selain menyediakan kebutuhan pangan bagi penduduk serta
penyerap tenaga kerja terbesar, sektor pertanian juga merupakan pemasok bahan
baku bagi sektor industri dan berperan dalam peningkatan ekspor komoditas
non-migas.
Berbagai teori pertumbuhan
ekonomi dan studi empiris dari lembaga penelitian menunjukkan bahwa sukses
pembangunan ekonomi dan pembangunan sektor industri di suatu negara selalu
diiringi dengan perbaikan produktivitas
dan pertumbuhan berkelanjutan disektor pertanian.
Lingkup Sektor Pertanian.
Di Indonesia, [i]sektor
pertanian dalam arti luas dapat dipilah-pilah menjadi lima(5) sub-sektor, yaitu;
1.
Tanaman Pangan
2.
Perkebunan
3.
Kehutanan
4.
Peternakan
5.
Perikanan
1.
Tanaman Pangan
Sering juga disebut dengan “Pertanian
Rakyat”, karena sub-sektor ini biasanya/umumnya diusahakan oleh rakyat yang
mencakup komoditas bahan makanan (padi, jagung, ketela, kacang-kacangan,
sayur-sayuran, buah-buahan dan lain-lain.
2.
Perkebunan
Perkebunan dibedakan atas :
a.
Perkebunan Rakyat (skala kecil, teknologi
sederhana)
b.
Perkebunan Besar .
Dilakukan perusahaan berbadan hukum, menggunakan teknologi modern,
meliputi
Karet,
kopra, kelapa sawit, teh, kopi, tembakau, cengkeh, kapuk/kapas, coklat, kina,
tebu, dan berbagai rempah-rempah.
3.
Kehutanan
Terdiri atas kegiatan-kegiatan :
Penebangan kayu,
Pengambilan hasil hutan (damar, rotan, getah,
kulit) dan
Perburuan (rusa, penyu, ular, buaya, madu
dll.
4.
Peternakan
Mencakup kegiatan beternak dan pengusahaan hasil-hasilnya
(telur, susu, wool, pemotongan hewan)
5.
Perikanan
Meliputi semua hasil kegiatan perikanan
laut, perairan umum, kolam, tambak, sawah, keramba, dan hasil pengolahan
(pengasinan, perebusan, pengasapan dll.)
Dari segi teknis kegiatannya, dibedakan
menjadi :Perikanan Laut, Perikanan Darat, Penggaraman/pengasinan, pengasapan,
dan perebusan.
XIV.
SEKTOR INDUSTRI
Istilah industri mengandung dua
(2) pengertian, yaitu :
1.
Industri sebagai himpunan perusahaan-perusahaan
sejenis (industri kosmetik, industri tekstil, dll)
2.
Industri merujuk pada suatu kegiatan produktif
yang mengolahbahan mentah menjadi barang jadi
atau barang setengah jadi (industri pengolahan/manufaktur).
Dalam perekonomian suatu negara
diyakini bahwa sektor industri pengolahan (manufaktur) merupakan unggulan
dibandingkan dengan sektor-sektor lain, karena :
1.
Lebih menguntungkan bagi pelaku bisnis
(produsen, penyalur, pedagang, investor)
2.
Menciptakan nilai tambah yang lebih besar.
3.
Memiliki variasi produk yang beragam
4.
Memberi manfaat marjinal yang tinggi bagi
pemakainya.
Karena kelebihan-kelebihan sektor
industri tersebut diatas, maka industrialisasi dianggap sebagai obat yang
mujarab bagi pembangunan ekonomi suatu negara, khususnya negara-negara
berkembang, dengan cara :
1.
Kebijaksanaan industrialisasi yang cenderung
dipaksakan.
2.
Lebih meniru negara maju (industri) tanpa
memperhatikan keadaan dan kondisi faktor pendukung, seperti :
a.
Ketersediaan bahan mentah
b.
Ketersediaan teknologi
c.
Kecakapan tenaga kerja
d.
Ketersediaan infrastruktur
e.
Kecukupan modal.
Dalam implementasi kebijaksanaan
industrialisai ini didasarkan atas landasan :
1.
Argumentasi industrialisasi
2.
Strategi industrialisasi
3.
Arah dan pola
pertumbuhan industrialisasi
1.
Argumentasi
Industrialisasi
Terdapat 4(empat) argumentasi (basis teori)
Yang melandasinya,yaitu :
a.
Keunggulan komparatif
b.
Keterkaitan industrial
c.
Penciptaan kesempatan kerja
d.
Loncatan teknologi.
2.
Strategi
Industrialisasi
Dikenal dengan 2 (dua) macam pola, yaitu :
a.
Substitusi impor (import substitution)
Sebagai suatu strategi orientasi ke dalam (inward looking strategy)
yaitu mengutamakan produk sejenis
pengganti impor dengan tahapan :
1). Industri ringan penghasil barang-barang konsumtif.
2).
Melindungi industri yang masih bayi.
b. Promisi Ekspor (export promotion )yaitu
strategi orientasi keluar ( outward looking strategy)
yang mengutamakan menghasilkan
produk untuk di ekspor.
3.
Arah dan Pola pertumbuhan Industrialisasi
Dalam pelaksanaannya ternyata industri
manufaktur berlangsung dengan landasan yang kurang kokoh dengan indikasi :
a.
Keunggulan komparatif barang-barang ekspor
sangat kecil.
b.
Terlalu lama menikmati proteksi produk dalam
negeri, akhirnya cuma bisa menjadi “jago kandang” yang tak mampu bersaing
dipasar internasional, khususnya setelah dibukanya perdagangan bebas Asean
melalui CAFTA dan berikutnya APEC (tahun 2020)
c.
Karena terus dimanjakan oleh pasar domestik,
praktis tidak mengalami transformasi struktural yang berarti atau relative
sangat lambat.
XV.
INFRASTRUKTUR.
Dari Persfektif investor/ekonomi, infrastruktur merupakan persoalan
mendasar dalam menunjang pertumbuhan ekonomi.Semakin baik kualitas
infrastruktur yang ada di suatu negara semakin menarik bagi investor untuk
menanamkan modalnya di negara tersebut dan mendapat dukungan dari pelaku bisnis
yang pada gilirannya kegiatan ekonomi secara keseluruhan dapat berkembang (efek
berganda). Dengan kata lain, bahwa kualitas infrastruktur suatu negara
berbanding lurus dengan tingkat perekonomiannya.
Variabel infrastruktur ekonomi meliputi :
1.
Sistem telekomunikasi
2.
Sistem jalan
3.
Sistem transfortasi
4.
Fasilitas pelabuhan dan petikemas (container)
5.
Fasilitas internet dan jasa pendukungnya
6.
Fasilitas rel kereta api
7.
Fasilitas bandara
8.
Sistem ketenagalistrikan
9.
Sistem air minum
10.
Fasilitas pengiriman barang atau ekspedisi.
M. AUGUS SIAHAAN,
Wahh terimakasih sob rangkuman teori ekonominya
ReplyDeleteKunjungi juga blog saya ya di
http://ikubarunovryan.blogspot.com/search/label/Ekonomi
makasih