Penyakit yang paling banyak menghinggapi mental manusia dan salah satu musuh yang paling berbahaya yang mengancam umat manusia ialah kesombongan atau meninggikan diri sendiri. Kesombongan dapat bekerja sangat licik, sembunyi-sembunyi maupun menyelinap masuk ke dalam setiap aspek kehidupan kita, bahkan ke dalam kerendahan hati kita sekalipun. Walaupun kesombongan itu merupakan musuh paling berbahaya bagi umat manusia, namun hampir setiap orang memilikinya.
Memang pada hakekatnya dalam diri setiap manusia sudah melekat dan memiliki ego pribadi dalam bentuk” harga diri “dan” kepercayaan diri” yang keduanya merupakan faktor positif sebagai pengakuan eksistensi diri dan meningkatkan kualitas setiap individu. Namun kalau keduanya berlebihan dalam diri kita, itu akan berubah menjadi kebanggaan yang sangat dekat dengan kesombongan. Dengan kata lain bahwa batas antara kebanggaan dengan kesombongan ini sangat tipis sekali.

Apakah kesombongan itu ?

Sombong adalah menghargai diri secara berlebihan,congkak, pongah, ; sedangkan kesombongan adalah sifat sombong, keangkuhan, kecongkakan, takabur (menurut KBBI)
Sejak kecil hingga dewasa lingkungan sosial kita telah mengajarkan kita terbiasa untuk berlomba,bersaing dan terus bersaing, yang hasilnya adalah penilaian lebih atau kelebihan terhadap orang lain. Perlombaan atau persaingan ini tentunya akan memberi dampak yang positif sekaligus negative bagi diri seseorang. Dampak positifnya yaitu kebanggaan diri yang menjadikan dia makin percaya diri, namun secara simultan akan muncul pula dampak negative yaitu sikap bersaing yang menghasilkan kerangka berpikir-pola banding/membandingkan yang dapat berwujud/menjelma dalam bentuk kesombongan atau arogansi.. Karena kebanyakan pola banding/membandingkan yang kita pakai adalah perbandingan terhadap luar kita, artinya kita selalu membanding-bandingkan diri kita terhadap orang lain atau sebaliknya, juga diri orang lain terhadap yang lainnya. Sedikit saja kita mempunyai kelebihan dibandingkan orang lain, kita sudah merasa yang terbaik, atau sedikit saja kita mempunyai ilmu, kita menganggap orang lain bodoh.

Sumber kesombongan :

1. Manusia mengira bahwa ia mempunyai sesuatu yang baik adalah dari dirinya sendiri, dan menganggap dia bisa dengan kekuatan dan kemampuannya sendiri
2. Manusia mengira sesuatu kebaikan diberikan karena jasa-jasanya sendiri
3. Manusia berbangga-hati mempunyai sesuatu yang sebetulnya tidak dimilikinya.
4. Menganggap diri lebih unggul dan mempunyai lebih banyak daripada orang lain, mengira mempunyai bakat-bakat yang lebih daripada orang lain, sehingga menghina atau memandang rendah orang lain.
5. Cinta diri yang berlebihan

Kesombongan yang sering menghinggapi dan meracuni hidup kita, yang benih-benihnya terlalu kerap muncul tanpa kita sadari, dapat dibagi dalam 3 kategori, yaitu :

1. Kesombongan Fisik/Materi/Primitif
Kesombongan yang disebabkan oleh faktor materi/fisik , merasa lebih kaya, merasa lebih cantik/gagah, merasa lebih kuat, dll.
2. Kesombongan Ilmu/Kecerdasan/Pengetahuan
Kesombongan yang disebabkan oleh faktor kecerdasan/pengetahuan. Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, lebih berwawasan, lebih sukses, lebih berhasil, dll.
3. Kesombongan Iman/Kebaikan
Kesombongan yang disebabkan oleh faktor iman/kebaikan. Kita menggolongkan diri kita lebih beriman, lebih saleh, lebih dekat dengan Tuhan, lebih bermoral, lebih pemurah, lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.

Yang sangat menarik dari ketiga kategori kesombongan ini adalah semakin tinggi tingkat kesombongan , semakin sulit untuk mendeteksinya. Kesombongan karena materi/fisik sangat mudah terlihat/kasat mata, namun kesombongan karena pengetahuan/kecerdasan, apalagi kesombongan karena iman/ kebaikan sulit sekali untuk terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin.

Bagaimana Alkitab melihat kesombongan ?

Manusia diciptakan supaya dapat mengambil bagian di dalam kemuliaan Allah. Untuk itu manusia harus berusaha agar hanya kemuliaan Allah saja yang terlihat di dalam dirinya. Makin ia melupakan dan menghilangkan kepentingan dirinya sendiri, serta menginginkan agar Allah dapat menjadi segalanya, dan hanya Dia yang dipermuliakan, maka ia makin berbahagia.
Namun karena dosa kesombongan, tujuan ini telah diselewengkan, manusia berusaha untuk dirinya sendiri dan menuruti kemauannya sendiri.

Beberapa nats Alkitab tentang kesombongan dapat dibaca dalam :

2 Tawarikh 26 ; 16
Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak…. (Raja Uzia)


Amsal 16;5
Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi Tuhan; sungguh, ia tidak akan luput dari hukuman.

Yesaya 2 : 11
Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan ; dan hanya Tuhan saja yang maha tinggi pada hari itu.



Yesaya 2 ; 17
Manusia yang sombong akan ditundukkan dan orang yang angkuh akan direndahkan; hanya Tuhan sajalah yang maha tinggi pada hari itu.

Obaja 1 ; 3
Keangkuhan hatimu telah memperdayakan engkau, ya engkau yang tinggal di liang-liang batu, di tempat kediamanmu yang tinggi ; engkau yang berkata dalam hatimu : ‘Siapakah yang sanggup menurunkan aku ke bumi ?”

Matius 23 ; 12
Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.

Lukas 9 ; 46
Maka timbullah pertengkaran diantara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka.

Lukas 18; 11
Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini.

1 Petrus 5; 5
Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab:”Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihi orang yang rendah hati.

Akibat yang terjadi dari kesombongan :

1. Kesombongan dapat menjadi penghambat rencana Tuhan dalam hidup seseorang (3 Yohanes 1 ;9)
2. Kesombongan menjadi penghambat dalam kemajuan pekerjaan Tuhan (3 Yohanes 1;10)
3. Kesombongan menjadi penghambat kita menerima berkat Tuhan(Yesaya 2;11)
4. Kesombongan rohani dapat menghambat kedewasaan rohani.(1 Korintus 4;6-7)


Sementara orang beranggapan bahwa kesombongan itu adalah sebuah kelemahan. Tetapi kita perlu tahu dan sadari bahwa sejatinya kesombongan itu adalah sebuah kejahatan. Kesombongan sebenarnya sangat menipu. Yang lebih parah lagi ada orang yang sombong namun nampak rendah hati di mata orang lain. Tapi ketahuilah bahwa Tuhan tidak dapat dibohongi karena Ia mampu melihat ke dalam hati manusia. Bapa di surga sangat membenci kesombongan karena Ia sadar akan kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh dosa yang satu ini. Saat kita sombong sebenarnya kita sedang berkata bahwa kita lebih tahu dari Tuhan. Dalam hal ini Alkitab menaruh mata sombong pada urutan pertama dari tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi-Nya (1.: Kesombongan, 2.:Iri Hati, 3.:Percabulan, 4.: Kerakusan, Tamak, Loba, 5.: Kikir, 6.:Kemarahan, 7.: Kemalasan.). Kesombongan dapat menutup komunikasi kita dengan Tuhan. Bila kita ingin hidup dengan kekuatan diri sendiri , maka Tuhan akan menggagalkan kesuksesan kita(2 Tawarikh 26), menertawakan rancangan kita (Mazmur 2 ;1-5), dan menurunkan status kita (Daniel 5; 20/ seluruhnya). Ini artinya bahwa Allah bukan saja membenci dosa kesombongan tersebut, namun secara aktif menentangnya. Ia tidak berdiam diri terhadap orang sombong namun berinisiatif melawannya. Ia ingin kita menyingkirkan kesombongan kita sebelum dosa ini menghancurkan kita.

Dari catatan yang ada bahwa sebagian besar hamba Tuhan yang mengalami kejatuhan mengakui bahwa salah satu penyebab utama kejatuhan mereka adalah kesombongan. Sering kali kita menyalahkan iblis sebagai penyebab utama kejatuhan, padahal iblis tidak akan bisa menjatuhkan kita bila ia tidak diberi kesempatan. Dengan demikian musuh terbesar kita bukanlah iblis, melainkan diri kita sendiri yaitu hawa nafsu kedagingan dan keangkuhan hidup /kesombongan.

Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala bentuknya, ada beberapa upaya yang perlu kita lakukan :

1. Menyadari bahwa pada hakekatnya kita bukanlah mahluk phisik belaka, tetapi terutama adalah mahluk spiritual. Kemuliaan kita adalah spiritual, sedangkan fisik hanya sarana untuk hidup. Kita lahir dengan tangan kosong dan matipun dengan tangan kosong pula. Dengan kesadaran ini membuat kita dapat melihat semua mahluk dalam kesetaraan universal. Kita tidak lagi terkelabui oleh penampilan, label, predikat, status, dan segala tampak luar lainnya. Yang harus kita kedepankan adalah tampak dalam/Spiritualitas yang akan membantu kita menjauhkan diri dari berbagai kesombongan atau ilusi ego.
2. Banyak menanamkan kebaikan dalam hidup. Menyadari bahwa apapun perbuatan baik yang kita lakukan, semuanya itu semata-mata adalah juga demi diri kita sendiri. Kita memberikan sesuatu kepada orang lain adalah juga demi kita sendiri
3. Menyadari bahwa semuanya pemberian cuma-cuma dari Tuhan
4. Banyak mengucap syukur atas anugerah Tuhan.
5. Jangan suka membicarakan kebaikan-kebaikan sendiri.
6. Mengembangkan sikap empati terhadap orang lain.
7. Bersedia memberikan pelayanan dengan keikhlasan.
8. Merenungkan kesengsaraan Tuhan Yesus
9. Penyembuhan bathin dan banyak memuji Allah (Lukas 1 ;46-55 )
10. Tumbuhkan fondasi kerendahan hati.(Lukas 14;11)
11. Menjadikan Tuhan Yesus sebagai pusat hidup dan kehidupan kita, lalu berserahlah kepada tuntunan-Nya.
12. Bersukacita dalam segala keadaan.

Tidak mudah memang untuk melakukannya, karena besarnya nafsu/daya tarik gravitasi ego pribadi dalam setiap diri manusia. Namun disini diperlukan kesadaran hati dan jiwa manusia untuk dapat kembali menempatkan posisi dirinya dalam kehidupan ini, dengan memahami bahwa dia adalah sebagai PELAYAN atau sebagai HAMBA dari ALLAH BAPA SANG PEMILIK KEHIDUPAN. Kesadaran seperti ini akan lebih memudahkan kita membebaskan diri dari kekuatan pengaruh materi dan berbagai simbol-simbol duniawi lainnya, membebaskan kita dari pengaruh nafsu keinginan berlebihan dalam diri kita. Sesungguhnya kita hanyalah kecil dihadapan Allah, hidup ini adalah milik Allah. Yang penting jangan sampai kita harus berhadapan dengan Allah sebagai musuh gara-gara masalah kesombongan ini.
Dimuliakanlah namaNya.



11 Juli 2007

0 komentar:

Post a Comment

 
Top